Rabu, 04 Januari 2012

manusia dan harapan


A. PENGERTIAN HARAPAN
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Harapan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.


B. APA SEBABNYA MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a.       kelangsungan hidup (survival)
b.      keamanan (safety)
c.       hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d.      diakui lingkungan (status)
e.       perwujudan cita-cita (self actualization)

C. PENGERTIAN DO’A
Kata DO'A berasal dari bahasa arab, yaitu sebagai masdar (kata asal) dari kata kerja DA'AA-YAD'UU yang artinya meminta, memohon, memanggi, dll. Jadi do'a itu adalah suatu bentuk permintaan, permohonan atau panggilan kepada Sang Pencipta. Sedangkan menurut istilahnya, do'a itu berarti memohon kepada Tuhan dengan cara-cara tertentu.


D. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Maka jelaslah bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.

Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu.


E. KEPERCAYAAN DAN USAHA UNTUK MENINGKATKANNYA
Kepercayaan dapat dibedakan atas:
1.  Kepercayaan pada diri sendiri
Percaya pada diri sendiri menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.  Kepercayaan pada orang lain
Kepercayaan pada orang lain sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenaran. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
3.  Kepercayaan pada pemerintah
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara. Satu-satunya realitas adalah negara. Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4.  Kepercayaan pada Tuhan
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.  Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain:
a.    meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b.    meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c.    meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dll.
d.    mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e.    menekan perasaan negatif seperti, dengki, fitnah, dan sebagainya


KESIMPULAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Namun, setiap harapan tersebut harus diiringi dengan doa dan usaha. Tanpa keduanya, harapan tidak akan tercapai. Setelah melakukan keduanya, kita sebagai manusia hanya bias pasrah dan percaya kepada Tuhan Sang Pencipta dan diri kita sendiri.

manusia dan harapan

MANUSIA DAN HARAPAN
A. PENGERTIAN HARAPAN
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Harapan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.


B. APA SEBABNYA MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a.       kelangsungan hidup (survival)
b.      keamanan (safety)
c.       hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d.      diakui lingkungan (status)
e.       perwujudan cita-cita (self actualization)

C. PENGERTIAN DO’A
Kata DO'A berasal dari bahasa arab, yaitu sebagai masdar (kata asal) dari kata kerja DA'AA-YAD'UU yang artinya meminta, memohon, memanggi, dll. Jadi do'a itu adalah suatu bentuk permintaan, permohonan atau panggilan kepada Sang Pencipta. Sedangkan menurut istilahnya, do'a itu berarti memohon kepada Tuhan dengan cara-cara tertentu.


D. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Maka jelaslah bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.

Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu.


E. KEPERCAYAAN DAN USAHA UNTUK MENINGKATKANNYA
Kepercayaan dapat dibedakan atas:
1.  Kepercayaan pada diri sendiri
Percaya pada diri sendiri menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.  Kepercayaan pada orang lain
Kepercayaan pada orang lain sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenaran. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
3.  Kepercayaan pada pemerintah
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara. Satu-satunya realitas adalah negara. Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4.  Kepercayaan pada Tuhan
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.  Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain:
a.    meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b.    meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c.    meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dll.
d.    mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e.    menekan perasaan negatif seperti, dengki, fitnah, dan sebagainya


KESIMPULAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Namun, setiap harapan tersebut harus diiringi dengan doa dan usaha. Tanpa keduanya, harapan tidak akan tercapai. Setelah melakukan keduanya, kita sebagai manusia hanya bias pasrah dan percaya kepada Tuhan Sang Pencipta dan diri kita sendiri.

manusia dan kegelisahan


A. PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas. Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu:
1.  Kecemasan obyektif
Pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dunia luar. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

2.  Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni:
a.    Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, dan orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
b.    Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah intensitas ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya.
c.    Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id, meskipun ego dan superego melarangnya.

3.  Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain iri, benci, dengki, dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat.


B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.


C. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
1.      Mulai dari diri kita sendiri, yaitu bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
2.      Memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhan Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun.


D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman.

F. KETIDAK-PASTIAN
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas.

G. USAHA-USAHA MENGATASI KETIDAKPASTIAN
1.         Tak ada orang yang tau segala hal
Jika kita tahu segala sesuatu yang akan terjadi, hidup akan sangat membosankan. Dengan mengubah cara kita memandang kesulitan, kita bisa mengubah cara menanganinya. Mulai dari sekarang, daripada mencemaskan hal-hal yang tak bisa diramalkan, atau membiarkan hal-hal yang terjadi membuat Anda shock dan lumpuh secara berkepanjangan, coba pandang hal-hal yang tak terduga sebagai peluang.

2.         Yang terbaik dan yang terburuk
Saat menghadapi ketidakpastian banyak di antara kita yang jadi lumpuh. Jika tak tahu apa yang bisa kita harapkan, lebih baik low profile dan jangan berbuat apa pun. Anggapan yang keliru. Ketika terjadi perubahan, cara terbaik untuk mengatasi keresahan adalah dengan menjadi aktif. Kesampingkan rasa takut akan ketidakpastian dan katakan kepada diri sendiri kebenaran mendasar ini: tanpa risiko, tak pernah akan ada imbalan atau penghargaan.

3.         Langkah-langkah kecil
Kita sering membuat kesalahan dengan berpikir agar maju dalam hidup kita harus melakukan perubahan besar. Padahal tidak begitu. Pada kenyataannya, dengan melakukan langkah-langkah kecil yang aktif menuju tujuan, kita membuat tujuan berkemungkinan lebih besar tercapai, dengan memberi diri kita peluang untuk menata ulang jika hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Yang pasti adalah, tidak melakukan apa pun pasti tak akan membawa Anda ke tempat yang Anda inginkan. Melakukan sesuatu kemungkinan akan membuat beda.

4.         Fokus pada yang bisa diatur
Kenali hal-hal yang benar-benar tak bisa Anda atur atau kendalikan. Artinya Anda harus secara aktif melepaskan yang tak bisa Anda atur. Serahkan semuanya kepada Tuhan karena Dia Maha Besar dan bisa melakukan hal-hal yang tak bisa kita lakukan.

5.         Siapkan diri dan rencanakan sesuatu
Bertindak di mana Anda bisa bertindak. Semakin aktif Anda menyiapkan diri, Anda akan merasa semakin baik tentang situasi itu. Brainstorm kemungkinan-kemungkinan dan lakukan apa yang bisa Anda lakukan sekarang. Menyiapkan diri menghadapi yang terburuk akan bermanfaat, jika benar-benar terjadi yang terburuk, Anda sudah menyiapkan diri untuk menghadapinya.

6.         Evaluasi hidup
Hidup pada zaman dengan ketidakpastian besar memberi kita kesempatan untuk menilai diri sendiri. Menilai hidup itu tidak buruk sejauh tidak memindahkan Anda ke peran korban, di mana Anda melihat diri sendiri sebagai korban situasi. Menerima peran korban membuat kita melepaskan kekuatan. Lebih baik gunakan saat ini untuk evaluasi ulang dan membuat keputusan-keputusan positif untuk diri sendiri dan keluarga Anda.

7.         Bicara dengan keluarga tentang stress
Banyak ketidakpastian menimbulkan stres. Efek stres beda-beda pada satu orang dengan yang lainnya. Membicarakan stres dan perasaan-perasaan Anda tentang hal-hal yang didatangkan ketidakpastian membuat Anda mengungkapkan stres secara positif. Tanya pada anggota keluarga Anda bagaimana efek ketidakpastian terhadap mereka. Anda mungkin akan menemukan saling pengertian yang lebih besar terhadap pengalaman satu sama lain sehingga menciptakan ikatan yang lebih dekat dalam keluarga. Dan semua orang dapat saling mendukung satu sama lain untuk melewatinya..

8.         Cari peluang dalam krisis
Dalam setiap krisis selalu ada peluang. Peluang tersebut mungkin pertumbuhan yang bisa terjadi di dalam hidup Anda. Apa pun peluang itu, tangkap dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk keseimbangan di saat menghadapi ketidakpastian, selalu baik mengembangkan sikap bersyukur. Perhatikan seluruh hidup Anda dan luangkan waktu untuk mencatat segala sesuatu yang membuat Anda berterimakasih. Langkah sederhana ini dapat mengubah pandangan Anda dalam sekejap.

9.         Akses semua sumber daya
Saat menghadapi ketidakpastian hidup, perlu menjalin hubungan sebanyak mungkin. Jangan mengurung diri dan jangan jadi jagoan yang tak pernah menunjukkan kerapuhannya kepada orang lain. Anda perlu menghubungi semua sumber daya di sekitar Anda. Hubungi orang-orang yang dengannya Anda merasa aman. Hubungan spiritual dengan Tuhan. Hubungi orang-orang untuk memberikan dukungan. Jika Anda merasa terhambat secara emosional, minta bantuan untuk pergi ke konselor. Ini mungkin hadiah terbaik yang bisa Anda berikan kepada diri sendiri.



KESIMPULAN
Kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatan, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Dengan tingkah laku yang demikian, orang tersebut menjadi terasingkan, karena kurangnya pergaulan dan komunikasi dengan yang lain. Dan ia akan menjadi kesepian. Dengan merasa kesepian ia akan memiliki ketidakpastian dalam hidup.
Kegelisahan dapat disebabkan karena seseorang bersikap iri, benci, dengki, dll. Namun penyebabnya itu kurang dapat dipahami orang lain. Sikap seperti itu dapat menyebabkan seseorang berada dalam keterasingan, kesepian, bahkan ketidak pastian.

manusia dan tanggung jawab


A. PENGERTIAN TANGGUNGJAWAB
Tanggung jawab menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab berarti kewajiban memikul, menanggung segala sesuatu dan akibatnya.
Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.

B. MACAM-MACAM TANGGUNGJAWAB
Tanggung jawab dapat di bedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang di buatnya. Atas dasar ini, lalu di kenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:
1.  Tanggung jawab terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan keperibadian sebagai manusia pribadi.
2.  Tanggung jawab terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan dalam keluarga.
3.  Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, itulah makanya manusia disebut sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut.
4.  Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga Negara suatu Negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma yang di buat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.
5.  Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupan dan manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengadilan dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
*            Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat sebagai perwujudan kesetiaan, atau suatu kesetiaan yang di lakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras seharian penuh untuk mencukupi kebutuhan. Lain hal nya jika kita membantu teman dalam kesulitan mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
*            Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
KESIMPULAN
Tanggung jawab sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari adanya kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat., dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.

Manusia dan pandangan hidup

A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP DAN IDEOLOGY
Pandangan hidup ialah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :

1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya

Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu ;
a. Cita-cita
b. Kebajikan
c. Usaha
d. Keyakinan / kepercayaan

Ideologi adalah gabungan antara pandangan hidup yang meruupakan yang merupakan nilai –nilai yang telah mengkristal dari suatu bangsa serta Dasar Negara yang memiliki nilai-nilai falsafah yang menjadi pedoman hidup suatu bangsa, selain itu, Idiologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara idiologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat idiologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat,bangsa maupun negara,namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.
2 hak ideologi ideologi ada 2, yaitu
- ideologi hukum
- ideologi politik


B. CITA-CITA
Cita-cita (Al Himmah) berasal dari kata Ha-ma-ma yang artinya keinginan untuk melakukan suatu pekerjaan.           

Dengan demikian cita-cita (Al Himmah) adalah motivasi (daya dukung) untuk melakukan pekerjaan. Cita-cita ada yang bersifat tinggi atau rendah. Ada orang yang bercita-cita tinggi, setinggi langit dan ada juga yang bercita-cita sederhana, hina dan rendah hingga tingkatan yang paling buruk.          

Sebagian ulama mendefinisikan cita-cita tinggi itu adalah “Menganggap kecil terhadap suatu urusan besar sebelum mencapai final.”
3  Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
- Manusia itu sendiri,
- Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
- Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.
2 Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
- Faktor yang menguntungkan, dan
- Faktor yang menghambat.

C. KEBAJIKAN
Kebajikan, kebaikan, atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal, yaitu:
1.     Faktor pembawaan (hereditas), yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2.    Faktor lingkungan (environment). Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3.    Faktor pengalaman yang pernah diperoleh. Pengalaman pahit yang sifatnya negatif maupun pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan manusia suatu bekal yang selalu digunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
D. USAHA/PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusioa harus bekerja keras untuk mewujudkan harapannya, tanpa usaha/perjuangan maka memperkecil kemungkinan tercapainya keinginan. Sebagaimana firman allah yang makna/kandungannya kurang lebih demikian,”sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, kecuali mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Meskipun semua Allah-lah yang menentukan tapi usaha dari setiap orang juga akan menetukan.

Kerja keras pada dasarnya menghargai dan mengangkat harkat dan martabat manusia. Sebaliknya kemalasan hanya akan membuat manusia miskain, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.


E. KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu:
1.         Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan, mungkin juga tidak ada Tuhan. Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama itu ada dua macam, yaitu:
a.       Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agamanya bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
b.      Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas), dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman.

2.         Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.


3.         Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib Tuhan diakui adanya, tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.

F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
1.      Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
2.      Mengerti
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
3.      Menghayati
Dalam menghayati, pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
4.      Meyakini
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5.      Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
6.      Mengamankan
Langkah terakhir yang merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.


KESIMPULAN
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap manusia mempunyai cita-cita yang ingin diraih. Namun,cita-cita tersebut tidak akan tercapaikan apabila tanpa dilandasi perbuatan baik dan usaha serta perjuangan. Perbuatan baik yang ia kerjakan semua atas keyakinannya kepada Sang Pencipta.